PLT Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Kalsel Dr HM Muslim di dampingi Plt Kepala BPBD Kalsel H Gusti Yanuar Noor Rivai dan Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Bambang Dedi Mulyadi saat menyampaikan keterangan pers usai rakor monitoring dan evaluasi penanganan karhutla.

 

BANJARBARU, Lensa-Banua. Com – Provinsi Kalimantan Selatan yang termasuk sebagai salah satu daerah yang rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia, didorong menetapkan status kebencanaan karhutla.

“Kita didorong untuk menetapkan status kebencanaan karhutla apakah siaga atau darurat oleh pemerintah pusat melalui BNPB,” kata Plt Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Kalsel Dr HM Muslim, Senin (28/7).

Hal itu disampaikannya usai mengikuti rapat koordinasi (rakor) evaluasi dan monitoring penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) bersama BNPB secara daring dari Command Center Setdaprov Kalsel di Banjarbaru.

Menurut Muslim, Pemprov Kalsel segera menyikapi dorongan penetapan status kedaruratan karhutla tersebut untuk menindaklanjuti kondisi terkini.

“Saya kira atas dorongan dari pemerintah pusat tersebut, maka dalam waktu dekat akan dilaksanakan rapat Gubernur Kalsel bersama unsur forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) setempat untuk menetapkan status kedaruratan,” ujarnya.

Sebenarnya, lanjut dia, di Kalsel sudah ada dua daerah yang telah menetapkan status siaga karhutla, yakni Kota Banjarbaru dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Ia pun mengakui dengan adanya status kedaruratan itu dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi dan bantuan dari Pemerintah Pusat untuk Kalsel. Meskipun Kalsel belum menetapkan status kedaruratan, Kalsel tetap melakukan pencegahan Karhutla.

“Kita terus meminta seluruh masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya karhutla, mengingat saat ini terjadi penurunan air embung dan kekeringan yang melanda sejumlah lokasi, terutama di kawasan ring 1 bandara,” ucap Muslim.

Sementara, Plt Kepala BPBD Provinsi Kalsel H Gusti Yanuar Noor Rivai menyatakan, BPBD melalui tim reaksi cepat terus memonitor kondisi ketersedian air di sejumlah titik di Kalsel sebagai cadangan air untuk kebutuhan pemadaman karhutla.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bambang Dedi Mulyadi menambahkan, pihaknya terus memonitor sumber air yang ada di Kalsel untuk kesiapan pengambilan air apabila terjadi karhutla, terutama di kawasan ring 1 sekitar Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.

“Kita juga bersama instansi lainnya akan melakukan pembahasan lahan gambut yang termasuk kawasan ring 1, yakni sekitar Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru,” ujar Bambang usai meninjau embung di kawasan Guntung Damar Banjarbaru.

 

Sumber : MB

 

Admin