Festival Budaya Pasar Terapung Resmi Dibuka: Pusaka Bersejarah dan Warisan Banjar Tampil Memukau

 

 

Pembukaan Festival Pasar Terapung Dalam Rangka Peringatan Hut Kalsel

 

Banjarmasin, Lensa-Banua. Com – Semarak Festival Budaya Pasar Terapung kembali menyapa masyarakat Kalimantan Selatan dengan kemegahan yang tak hanya menyuguhkan tradisi lokal, tetapi juga menyentuh akar sejarah Kesultanan Banjar. Acara tahunan ini resmi dibuka pada Jumat (8/8) oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan akan berlangsung hingga 15 Agustus 2025 mendatang.

Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Syarifuddin, menyampaikan antusiasmenya terhadap kehadiran tamu-tamu penting, termasuk anggota DPR RI yang turut hadir bersama tokoh Banjar, Pangeran Pakunegara Saleh. Ia menyebut bahwa momen ini menjadi istimewa karena untuk pertama kalinya, festival budaya ini menampilkan barang-barang pusaka peninggalan bersejarah, yang sebelumnya jarang dipamerkan ke publik.

“Ada keris-keris tua, bahkan beberapa di antaranya berasal dari masa awal penyebaran Islam di Kalimantan Selatan. Salah satunya adalah keris titipan dari Gunung Jati yang dikirim melalui Habib Bayan, ketika datang untuk mengislamkan Raja Banjar,” ujar Syarifuddin.

Pameran pusaka tersebut menjadi salah satu daya tarik utama festival tahun ini. Selain itu, kegiatan juga akan dilanjutkan dengan Expo Kalsel yang dijadwalkan berlangsung mulai 10 hingga 15 Agustus, menampilkan produk-produk unggulan daerah dan pertunjukan seni dari berbagai kabupaten/kota.

Untuk mendukung kelancaran acara, Pemprov Kalsel telah berkoordinasi dengan pihak terkait dalam pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi utama kegiatan. Syarifuddin mengimbau masyarakat untuk sementara menghindari area sekitar kantor gubernur dan kawasan Siring Menara Pandang demi kenyamanan pengunjung festival.

Sementara itu, perwakilan Kesultanan Banjar, Khairul Salleh, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Pemerintah Provinsi yang dinilai baru kali ini begitu serius mengangkat nilai-nilai budaya lokal melalui pameran berskala besar.

“Ini pertama kalinya kami melihat pemerintah provinsi menghadirkan pameran budaya dengan skala dan kedalaman sejarah seperti ini. Mulai dari masa kerajaan, masa kolonial, hingga masa-masa perjuangan Banjar. Harapannya, kegiatan ini jangan berhenti di sini, tetapi bisa ditingkatkan dan dijadikan agenda rutin tahunan yang lebih besar,” ungkapnya.

Festival Budaya Pasar Terapung bukan hanya menjadi ajang wisata budaya, tetapi juga menjadi media edukasi sejarah yang mempererat identitas masyarakat Banua terhadap akar budayanya.

 

Admin